Pilihan

PULUHAN MODIN DI TLOGOMAS IKUTI PELATIHAN PENANGANAN JENAZAH

Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang berkomiten memberikan pelayanan publik yang terbaik bagi warganya, tak terkecuali bagi warga yang telah meninggal dunia. Komitmen ini diwujudkan melalui pelatihan mengurus jenazah bagi para modin diwilayah Tlogomas, sabtu (28/10/2017) di aula kelurahan.
Pada pelatihan tersebut puluhan modin mendapatkan pengetahuan pengurusan jenazah baik dari aspek keagamaan maupun kesehatan.

Lurah Tlogomas Aryadi Wardoyo Msi dalam sambutanya mengatakan, pelatihan mengurus jenazah menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kelurahan,
“Sesuatu yang wajib itu berarti harus dilaksanakan, namun tidak semua orang  memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengurus jenazah. Maka pelatihan ini menjadi penting untuk digelar,” kata Aryadi

Masih menurut Aryadi yang sekaligus membuka acara pelatihan tersebut, pelatihan mengurus jenazah ini juga selain untuk silaturrahim diharapkan menjadi  cara untuk melakukan kaderisasi modin-modin yang trampil dibidang ini diwilayah kelurahan Tlogomas. Karena saat ini jumlah modin pengurus jenazah masih terbatas.
“Semakin banyak yang terampil dalam mengurus jenazah maka meringankan kerja modin-modin kita. Juga ada penggantinya apabila modin yang bertugas mengurusi jenazah tidak ada ditempat,” ujarnya.

Dalam acara yang dihadiri selain oleh para modin, juga dihadiri oleh perwakilan LPMK, Karangtaruna, Ibu PKK dan lembaga sosial lainya itu juga diisi dengan ceramah agama oleh Ust. Kholiduzin dari karangbesuki Kota Malang.
Dalam ceramahnya, Ustad Zin menuturkan, orang munafiq itu tidak boleh untuk dishalati,
” Agama Islam sangat menghargai dengan adat istiadat suatu daerah, pokoknya tidak syirik atau munafiq insyaallah tidak apa, jadi agama islam ini tidak kaku dengan aturan yang ada”, jelasnya

Salah kaprah atau penafsiran salah sekarang ini sudah tradisi, “sekarang banyak orang yg menggali kubur dengan minum-minuman keras, biar kuat atau semangat, kalau tidak dikasih minuman tidak mau menggalih dan lain sebagainya, ini adalah adat yang salah dan diharamkan oleh agama”. Jelas Ustad yang juga kerja di RSI Unisma ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *